Kamis, 25 Oktober 2012

Aceh Doeloe

Selamat Datang kembali ke Blog ane, yang udah hampir satu tahun TERLANTAR, Ushh...usshh kasihan. ya wajar karena bentar lagi mau UN jadi Admin yang masih kelas 3SMA disibukan banyak tugas, dan Bimbel.
  Langsung kepada tema kita sekarang yaitu Aceh Doeloe, daerah yang terletak di ujung barat Indonesia ini merupakan salah satu daerah istimewa di Indonesia selain Yogyakarta. Sehingga daerah ini dijuluki Kota Serambi Mekkah.
  Kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota Aceh, Indonesia. Dahulu kota ini bernama Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh. Sebagai pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

  Selain itu Aceh Darussalam juga sangat terkenal setelah terjadinya Tsunami besar yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 yang mengakibatkan ribuan nyawa melayang.

Sekarang ane bakal kasih foto-foto Aceh tempo doeloe,Ceekiidooot....!!






Pejuang Aceh Doeloe
Kantor Pos Aceh Deoloe
Weeew... Jadul banget, Semua masih dari bahan kayu dan yang mengendalikannya juga masih bangsa belanda.

Hotel Pertama Aceh


Sepasang Pengantin Aceh -1880
Agan-Agan bisa lihat difoto ini betapa Sederhana dan sangat melekat dengan Adat Aceh. Tapi yang dipertanyakan kenapa ada "pistol" yang dipakai oleh pengantin laki-laki. Apakah mungkin itu hasil jarahan dari bangsa belanda ??? Mungkin saja. 

Masyarakat Aceh Doeloe
Masyarakat Aceh pada masa penjajahan hingga sekarang terkenal dengan ke-Religiusan nya, itu pula yang mengakibatkan bangsa belanda susah untuk menjajah Aceh. dan mengutus salah satu pasukannya untuk belajar ilmu agama islam di arab saudi dan kembali ke aceh sebagai guru mengaji kemudian mencari titik kelemahan dari masyarakat Aceh. Baru setelah beberapa tahun belanda mengetahui bahwa kelemahan masyarakat aceh ialah, Musyawarah. Tidak lama kemudian bangsa belanda dan masyarakat aceh ber-musyawarah dan belanda pun mampu menguasai kota serambi mekah tersebut.



Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien pejuang indonesia yang memiliki cerita begitu Ironis, lahir pada 1848 dari keluarga kalangan bangsawan yang sangat taat beragama. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia. Ibunda Cut Nyak Dhien adalah putri uleebalang bangsawan Lampagar. Cut Nyak Dhien dibesarkan dalam lingkungan suasana perjuangan yang amat dahsyat, suasana perang Aceh. Sebuah peperangan yang panjang dan melelahkan. Parlawanan yang keras itu semata-mata dilandasi keyakinan agama serta perasaan benci yang mendalam dan meluap-luap kepada penjajah.
  Cut Nyak Dhien dinikahkan oleh orang tuanya pada usia belia, yaitu tahun 1862 dengan Teuku Ibrahim Lamnga putra dari uleebalang Lam Nga XIII . Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. 
 
Namun, tak lama suaminya meninggal pada saat perang aceh tahun 1873, Hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda. Setelah itu, Teuku Umar, tokoh pejuang Aceh, melamar Cut Nyak Dhien. Tadinya Cut Nyak Dhien menolak, namun karena Teuku Umar mempersilahkannya untuk ikut bertempur dalam medan perang. Cut Nyak Dien akhirnya menikah lagi dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Hal ini membuat meningkatnya moral semangat perjuangan Aceh melawan Belanda. pada tanggal 11 Februari 1899. Teuku Umar gugur tertembak peluru. Karena hal ini, Cut Nyak Dien memimpin pasukan pada usianya yang ke 50 tahun melawan Belanda.
Lama-lama pasukan Cut Nyak Dhien melemah. Kehidupan putri bangsawan ini kian sengsara akibat selalu hidup di dalam hutan dengan makanan seadanya. Usianya kian lanjut, kesehatannya kian menurun, seiring dengan bertambahnya usia, Cut Nyak Dien pun,semakin tua. Penglihatannya mulai rabun dan berbagai penyakit orang tua pun mulai menyerang.

Beberapa hari kemudian ia ditangkap oleh Belanda. Dia pun akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Di Sumedang tak banyak orang tahu perempuan ini. Tua renta dan bermata rabun, Pakaiannya lusuh, dan hanya itu saja yang melekat di tubuhnya. Sebuah tasbih tak lepas dari tangannya.


Bendera Alam Zulfikar/Bendera Kerajaan Aceh

Lukisan Pelabuhan Aceh
Inilah yang mengakibatkan Bangsa-bangsa eropa ingin merebut Aceh, Dikarenakan Aceh memiliki pelabuhan yang sangat pas untuk melakukan jual-beli barang/rempah-rempah pada masa itu hingga sekarang meskipun tidak sejaya pada masa kerajaan.

Masjid Baiturrahman -Aceh
Inilah Masjid pelindung rakyat aceh saat terjadinya tsunami besar pada tangga 26 desember 2004, ratusan orang berlindung di dalam,di atap, di dinding-dinding masjid ini, Dan Alhamduillah keajaiban itu terjadi semua yang berindung di masjid ini selamat.

Sekian sedikit informasi dari saya semoga bermanfaat, dan jangan lupa tinggalkan komentar, Komentar anda sangat berharga bagi kami. Jalani hidup kedepan dan pelajari segala hal dari belakang Salam Indonesia Tempo Doeloe # Riki Hardiansyah

Rabu, 04 Juli 2012

Makassar Doeloe

Oke sob... Kali ini kita bakal bahas Kota Makassar "Sulawesi Selatan" yang termasuk sebagai 10 kota termaju di Indonesia. Di mulai dari sejarah awal berdirinya Makkasar, Langsung aja -->

Di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-16 terdapat  banyak kerajaan, tetapi yang terkenal  adalah  Gowa,  Tallo, Bone,  Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk ri Bandang  dan Sulaeman dari Minangkabau,  akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam (1605) dan rakyat pun segera mengikutinya. Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai  kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makassar, agama  Islam disebarkan ke berbagai daerah, bahkan sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara  Barat,  dan Nusa Tenggara  Timur.
Catatan: " Ternyata berkat Datuk ri Bandang dan Sulaeman yang asal minangkabau, berkembanglah agama Islam di Makassar hingga saat ini. "

Makassar tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah- tengah  antara  Maluku, Jawa, Kalimantan,  Sumatra,  dan Malaka. Pertumbuhan Makassar makin cepat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511), sedangkan  Maluku dikuasai oleh Portugis dan Belanda.  Banyak pedagang dari Malaka, Aceh, dan Maluku yang pindah ke Makassar. Para pedagang Makassar membawa  beras  dan  gula dari Jawa  dan  daerah  Makassar  sendiri ke Maluku yang  ditukarkan  dengan  rempah-rempah. Rempah-rempah itu lalu dijual ke Malaka dan pulangnya  membawa  dagangan, seperti  kain dari India, sutra dan tembikar dari Cina, serta berlian dari Banjar.

Langsung ke Galeri Foto Makassar tempo doeloe




Pelabuhan Makassar,1920




Benteng Rotterdam

Ini nih,,, yang jadi tempat bersejarah di Makassar "Benteng Rotterdam" yang dibangun oleh Raja Gowa ke X (Kerajaan makassar dulu) pada tahun 1545. Yang mau berkunjung ke Makassar gak afdol kalo belum menyempatkan diri ke Benteng Roterrdam yang Luasnya 2x lebih luas dari Museum Fatahilah Jakarta, waw luass banget pastinya...!


Museum Makassar dulu


Pasar Butung dulu


Masyarakat Makassar, 1920


Rumah Sakit Makassar, 1921

Rumah Sakit ini sekarang menjadi ??? liat aja dibawah ini.!

Sekarang ditempati Bank BNI 46. Jl. Jend. Sudirman. No.1. 20 September 2010.
Berubah menjadi Bank BNI 46, JL.Sudirman No.1


Terima Kasih atas Kunjungan anda. Komentar dari Anda selalu kami tunggu :)

Selasa, 26 Juni 2012

PEKANBARU DOELOE

Sejarah Kota Pekanbaru pada awalnya nama Pekanbaru dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada saat itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah yang mulanya sebagai ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki yang terletak di tepi muara sungai Siak.

Dan akhirnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajah 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi "Pekan Baharu" selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota Pekanbaru. Mulai saat itu sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer sebutan "PEKAN BAHARU", yang dalam bahasa sehari-hari disebut PEKANBARU.

Galeri Foto Pekanbaru tempo doeloe :

Kantor Wali Kota dulu (Kini menjadi Senapelan Plaza)


Sungai Siak 


SMA 1 Pekanbaru dulu


Sekolah Rakyat dulu



 Jembatan Siak (Leighton)
Info : Jembatan Siak yang berada di Ibu Kota Kabupaten Siak Provinsi Riau ini membentang indah dia atas sungai Siak. “Sungai Pejantan” adalah julukan sungai ini di masa lampau. Jembatan yang didesain hingga usia lebih dari 100 tahun ini dibangun melalui sistem cable stayed, dengan konstruksi modern. 




Pasar Bawah dulu


Kantor Cabang jl. Bangkinang (1954)


Terimakasih sudah mampir, Semoga informasinya Bermanfaat .
Komentar selalu kami tunggu selalu.!







Minggu, 17 Juni 2012

Palembang Doeloe

Kali ini kita berangkat ke kota Palembang, Yang tahun lalu di pilih menjadi daerah yang diperbolehkan mengadakan pesta olahraga se-asia tenggara "SeaGames". 
Tahukah agan-agan semua kalo Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air.
Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Pa-lembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan, sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air. Waaahh... Unik juga ya,,,

Langsung aja, seperti biasa saya bakal kasih foto - foto Palembang tempo doeloe.
Ready..!!!

Jembatan Ampera dulu
Ini nih,, yang jadi ciri khas dari kota palembang, yaitu jembatan Jembatan Ampera yang dibangun pada bulan April 1962, setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Soekarno. Pada awalnya, panjang jembatan ini 1.177 meter dan lebar 22 meter disebut jembatan Bung Karno. Secara resmi dibuka pada tanggal 30 September 1965 oleh Let. Jendral Ahmad Yani. Namun, setelah kekacauan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno berdegung kuat, jembatan itu berganti nama menjadi Jembatan Ampera. Bagaimanapun warga Palembang lebih suka menyebutnya "Proyek Musi".



Sketsa Kraton Sriwijaya
Ini merupakan sketsa (gambaran) dari kemegahan, kejayaan Kerajaan Sriwijaya.


Jembatan Kertapati dulu


 Kesibukan di Terminal Cinde dulu


 Kain Sonket
 Tahukah anda Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Sedangkan nama "Songket" sendiri berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil".


 Benteng Kuto Besak (1930)
Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa.
 
 
 Masjid Agung Palembang (1930)
 
 
 Pinggiran Sungai Musi 
 
 
 
Gedung Ledeng (Sekarang kantor wali kota)


Makasih yang udah baca postingan ane Semoga bermanfaat. Maaf kalo gak semua foto Palembang Tempo Doeloe ada disini..!
Komentarnya ane tunggu selalu, Terimakasih . :D






Minggu, 03 Juni 2012

Medan Deloe

Ok sob, kembali posting... kali ini kita berangkat ke medan (sumatra utara) dan kasih info Sejarah beserta Galeri foto Medan tempo doeloe. Langsung aja Go...go..go...

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera, dan Sei Deli.(Sei = Sungai. dalam bahasa melayu).

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus, lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.
 
Yuk,, kita liat !!! Galeri Foto Medan Tempo Doeloe

Jalan Ahmad Yani (doeloe)





Bioskop Ria (yang telah diubah menjadi Restaurant Ria)
Sayang banget kenapa diubah? Padahal kalo masih dijadikan bioskop mungkin bisa menjadi bioskop yang tayangin film-film dulu.



Pemandangan Pasar Medan (doeloe)





Gedung LonSum (London Sumatra 'doeloe')
Ini dia.... Gedung PT. LONSUM (London Sumatera) yang berada di ujung jalan Kesawan di sudut lapangan Merdeka. Gedung Lonsum selesai dibangun pada tahun 1909, bersamaan dengan lahirnya ratu Juliana(Dutch Royal family) dan pemiliknya ialah perusahaan perkebunan karet British “Harrisons & Crosfield” company. Harrisons & Crosfield(H&C) didirikan oleh Daniel Harrison. Gedung berlantai lima ini merupakan gedung yang pertama kali menggunakan teknologi ‘lift’ di Medan. Woww.... dan sedikit info kalau bangunan ini masih dijaga Keasliannya dan Masih Beridiri kokoh hingga Sekarang. Salut lah... sama Pemerintah Kota Medan.




Stasiun Medan 'De Deli Spoor Mascapij (1890)





Hotel Grand Medan 
mau tau... Hotel ini berlokasi di Jalan Pulau Pinang, tapi sayang hotel ini sudah diruntuhkan pada tahun 1970-an.



Jalan Mt Haryono (doeloe)


Pemandangan Keramaian Medan (doeloe)





Lapangan Merdeka Medan (doeloe)



Klenteng Kwan Te Kong (doeloe)


Lambang Kota Medan (doeloe)
Inilah Lambang Kota Medan tempo doeloe merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Lambang kota Medan tempo doeloe bergambar singa dengan tulisan Efflorecens E Planitie.





Ditunggu Komentar dan Sarannya. ! :)









Selasa, 29 Mei 2012

Pontianak Doeloe

Kali ini saya bakal kasih info Sejarah dan Galeri Foto daerah "Pontianak" Tempo Doeloe. langsung aja ready..!!!
Berdirinya kota pontianak Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan.
Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Galeri Foto Pontianak Tempo Doeloe >>>>






JL. TANJUNGPURA tahun 1970




Sungai Kapuas tahun 1937




Gedung Balai Kota doeloe





Gedung Pancasila tahun 1960 (yaang sekarang menjadi Bank KALBAR)





Apel Pegawai Kantor Walikota tahun 1968



Hotel te Pontianak (Hotel Pertama di Pontianak)





Keraton Kesultanan Pontianak






Sedikit Info yang Beredar kalau 
Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak, pontianak) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama “kuntilanak” atau “pontianak” kemungkinan besar berasal dari gabungan kata “bunting” (hamil) dan “anak”.
Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana.
Jangan Terlalu Percaya ya.!!!



Terima kasih atas kunjungannya, Mohon Komentarnya !!!












Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More